BenniSobekti.com – Bonsai Tetap Ikuti Aturan Alam Meski Banyak Kreatifitas, Assalamualaikum sedulor bonsai semuanya, oke pagi ini saya akan berikan sebuah artikel mengenai bonsai tetap mengikuti aturan alam.

Bonsai kan sudah banyak sekali ya lor, Telah di buat dengan berbagai tehnik dan cara yang berbeda-beda, walau demikian setiap bonsai ini tetap lo lor mengikuti pakem dan aturan alam sperti alaminya ya.

Bonsai yang mengikuti aturan alam yang ada pastinya akan menjadi sebuah pohon bonsai yang terlihat eksttika yang menawan serta secara alami menjadi sebuah bonsai impian, oke untuk jelasnya silahkan baca sampai habis ya lor artikel ini.

Baca juga: Tips Simpel Bonsai Cascade Style Layak Untuk Dinikmati

Bonsai Mengikuti Aturan Alam 

Bonsai yang latif atau rupawan itu yg bagaimana? Pertanyaan sederhana ini cukup panjang jawabannya. namun secara garis akbar bisa dikatakan, bahwa bagaimanapun bentuk bonsai, harus mengikuti hukum alam.

Itulah sebetulnya yang dimaksudkan bahwa pecinta bonsai itu wajib paham ilmu botani. Hal itu dikatakan Robert Steven, seniman bonsai internasional yg sengaja hadir di Sidoarjo beberapa saat.

Yang kemudian (15/12) pada program forum Diskusi Seni Bonsai Indonesia (FDSBI) berafiliasi dengan Persatuan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Sidoarjo.

Diskusi yang berlangsung di kebun Sulistyosidhi di Gedangan, itu dihadiri sang hampir 200 penggemar bonsai dari Surabaya, Malang, Probolinggo, Lumajang, Bangkalan, Pamekasan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, bahkan meluas hingga Blora serta Wonogiri.

Mengapa bonsai yg bagus wajib permanen mengacu di aturan alam? Dijawab sendiri sang Robert, bahwsanya seluruh gaya pohon pada alam pasti punya alasan tersendiri mengapa hingga memiliki bentuk tertentu.

Ironisnya, bagi penggemar bonsai justri banyak yg memberikan alasan terhadap gaya tertentu dan asal bonsainya, serta bukan mengungkapkan estetikanya.

Bentuk Atau Gaya Pohon Di Alam 

a, Spesiesnya sendiri. Pohon kapuk contohnya, punya gaya sendiri yg beda dengan beringin, akasia atau asem misalnya. Itu sebabnya morfologi setiap jenis pohon harus dikuasai oleh penggemar bonsai.

b, Syarat dimana pohon itu tumbuh. hukum alam mengatakan, bahwa akar cenderung menjulur mencari air, daun mencari sinar surya, sehingga bisa menghipnotis bentuk pohon.

Tempat asal pohon yg tumbuh pada batu, tebing, sungai, pantai serta sebagainya, secara alami akan memilih gayanya sendiri, meskipun berasal jenis pohonnya sama.

c, atmosferi effect, yaitu impak iklim, gangguan alam dan sebagainya. misalnya angin bertiup terus menerus mirip pada Capetown, Afrika, contohnya, maka nyaris semua bentuk pohonnya cenderung bergaya windswept.

Atau kalau pohon pada alam itu acapkali ditebang insan, disambar petir atau mendapatkan gangguan alam yang lain.

Seperti contohnya pinus di Quanshan, dataran tinggi bersalju, mempunyai bentuk yang tidak sama dengan jenis pinus yang sama namum tumbuh pada dataran yg tidak sinkron.

3 Syarat Bonsai Indah Sesuai Aturan Alam

Baca juga: Master Bonsai: Sang Legendaris Agus Widjanarko Di Dunia Bonsai

Syarat 1, indah secara keindahan. Ini memang relatif, banyak teori yg mengambarkan perihal estetika. Meskipun, sebagai karya seni ada yg berpendapat tidak wajib latif. yg penting maknanya.

Hanya saja, buat bonsai tetap wajib ada syarat indah . Ini kondisi minimal. Apa yg dianggap dalam literatur mampu saja memang benar namun belum tentu betul.

Syarat 2, bonsai itu bisa bercerita sendiri dimana tempat asli tumbuhnya. Bahwa pohon yang tumbuh di tebing, tentu tidak selaras dengan yang tumbuh pada pantai.

Hanya menggunakan melihat bentuk atau gaya bonsai, kita sudah mampu memperkirakan kira-kira daerah asal mirip apa yang menjadi tempat tumbuh pohon yang dibonsaikan itu.

Syarat 3, sebab bonsai adalah karya seni, maka arus terdapat pesan atau makna yang ingin disampaikan oleh senimannya.

Kita tentunya ingin berkata sesuatu kepada peniikmat, kira-kira makna atau pesan apa yg hendak dikatakan dengan membuat bentuk atau gaya bonsai tersebut.

Syarat 4, mengenai estetika, ialah kondisi minimal yang wajib dipenuhi buat bisa disebut sebagai bonsai yg latif. Tanpa memenuhi 2 syarat yg lainnya, itu saja telah cukup.

Akan tetapi bila ketiga syarat itu dapat dipenuhi, tentu akan lebih bagus. Bonsai bisa diisebut indah jika ketiga kondisi itu bisa terintegrasi sehingga secara holistik bonsai mampu bicara.

Pertumbuhan Bonsai Yang Baik Secara Alami

Baca juga: Bonsai: Senirupa Yang Mencari Pengakuan Dari Masyarakat

pada dasarnya, pohon bisa tumbuh baik pada alam manakala tersedia air, sinar matahari dan ruang. sebab itu tidak ada cabang bersilang-silangan sebab pertumbuhan cabang selalu mencari arah sinar mentari .

sudah ialah hukum alam, manakala terjadi terpaan angin atau pasir secara luar biasa, maka terjadi pengeringan pada sebagian pohon.

Kemarau di pohon ialah sebuah kerusakan, namun mampu menjadi indah jikalau mampu ditampilkan secara tepat. Ini memang terdapat instrumennya sendiri.

Bonsai gaya Kimura yg banyak menampilkan keringan misalnya, itu artinya cerminan Unipers yang tumbuh di alam. Itu sebabnya bonsai Unipers Taiwan, cenderung memiliki btg atau cabang yang berpelintir, sebagaimana pada alam aslinya pada sana.

Pertanyaan Bonsai 

Dalam sesi tanya jawab, obrolan berlangsung hangat. contohnya ada pertanyaan, adakah syarat eksklusif dari jenis pohon supaya bisa dianggap bonsai.

Pohon kelapa misalnya, apa mampu dibuat bonsai. Demikian juga adenium, juga dapat dikreasi sedemikian rupa sehingga mempunyai kondisi bonsai, apa mampu dianggap bonsai?

Menurut Robert, tidak semua tumbuhan (dari jenis apapun) pada pot dapat disebut bonsai. jika tumbuhan belum dibentuk, meski terdapat pada pot, maka belum mampu disebut bonsai.

Karena yg dianggap bonsai itu bukan menjiplak bentuk pohon pada alam apa adanya, namun ada campurtangan insan buat menjadikan indah .

Kelapa, tidak dapat disebut bonsai, sebab terdapat peraturan tidak tertulis, bahwa bonsai wajib berbatang keras, memiliki struktur cabang serta ranting, dan bisa menampilkan kesan tua.

Sedangkan adenium, itu jenis sukulen, bukan termasuk bonsai. Meski secara proporsional bisa pula mempunyai bentuk mirip bonsai.

Jika ada bonsai keringan lalu diukir menyerupai bentuk naga contohnya, apakah hal itu masih dibolehkan? “Itu bukan bonsai, tapi handycraft biasa,” jelas Robert.

Karena bonsai tidak boleh menunjukkan bekas-bekas campurtangan insan yang tidak ada di alam. Sulistyanto Soejoso beropini, pesan saja tak relatif, akan tetapi kesan.

Bonsai keringan, mustahil daunnya rimbun. sebab itu bonsai Indonesia akan digemari orang-orang gurun pasir, yg menyukai kerimbunan.

Baca juga: 10 Pohon Bonsai Tertua Yang Menjadi Juara Dunia

Berbagai Gaya Bonsai Dari Alam Menurut Sang Master

Secara naluriah, mereka menyukai hal-hal yg menyejukkan. misalnya, seragam sepakbola negara-negara Timur Tengah cenderung mengandung rona hijau.

Karena itu, istilah Sulis, menggunakan menentukan gaya bonsai, bisa jadi akan sebagai potensi buat membentuk gaya bonsai spesial Indonesia. contohnya, tradisi karapan sapi, mampu ditiru menjadi gaya bonsai yang lalu diberi judul Karapan Sapi.

Berkaitan dengan estetika, Wahjudi D. Soetomo memberikan pendapatnya. Bahwa estetika itu terdapat 2 hal. Yaitu estetika subyektif serta estetika obyektif.

Diklaim subyektif karena memang tidak bisa dikomunikasikan dengan banyak orang. tidak bisa didiskusikan. Sedangkan estetika obyektif itu pijakannya jelas, yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat universal.

Estetika obyektif dapat dipelajari setiap orang serta bisa dikomunikasikan. Bukankah semenjak kita di bangku sekolah telah dikenalkan apa itu keindahan?

Robert tidak menolak pandangan tadi. Hanya saja, beliau hanya mencoba menyampaikan analogi yg mudah dicerna buat tahu bagaimana seni bonsai.

Dibutuhkan semacam tips dasar yg logis sehingga simpel dipahami. contohnya saja, bagaimana mendesain bahan buat dapat dibuat sebagai bonsai? Sebut saja Wahong, mempunyai bentuk yg dramatis, sehingga tak jarang kita resah sendiri mau dijadikan apa.

Wahong bahari memang termasuk jenis pohon yg sulit didesain. buat itu, istilah Robert, ketika kita mendapatkan bahan dari alam, perlu diasumsikan bahwa dulunya mirip pohon akbar yg sempurna.

Kemudian karena banyak hal, misalnya ditebang, dipotong, mengalami gangguan alam dan sebagainya, sebagai akibatnya menjadi bentuk sebagaimana yg diambil sebagai bakalan.

Merupakan, ada proses transformasi untuk membuahkan sebuah bonsai.

Salah satu kelemahan yang sering terjadi,banyak yg keliru paham dengan yg dimaksud ”depan” dari bonsai. Kita selalu menduga ”depan” dari pengertian kita. Akibatnya, kita kurang memperhatikan sudut pandang eksklusif yg diinginkan.

contohnya, yang disebut gaya itu apa? Gaya ialah pose atau gerakan sebuah pohon. Sesungguhnya menghasilkan gaya bonsai itu tak sulit.

Ketika membuat suatu gaya wajib memperhitungkan secara keseluruhan menghasilkan suatu perbedaan makna apa tidak? menghasilkan gerakan pohon ibarat membentuk pose tubuh kita sendiri.

Ada suatu titik gaya berat sehingga secara holistik mudah dicermati. asal balance, itu saja sudah indah. Bahwa yg dimaksud ”depan” pada bonsai itu bukan ”depan” sebagaimana pengertian kita.

Bonsai Mengikuti Aturan Alam 

Baca juga: Bonsai Kelapa Butuh Sebuah Pengakuan Dari Masyarakat

Namun suatu sudut pandang tertentu yang kita tentukan sehingga bonsai itu mampu menyampaikan sesuatu. Pasti ada sesuatu gaya yg didesain sedemikian rupa sebagai akibatnya tercipta bagian ”depan” saat kita memandangnya menjadi pose yang indah

Tidak wajib terekspose semua bagian secara anatomi. Jadi, carilah bagian bonsai yang mana berasal bonsai yang kita punya sebagai akibatnya menjadi nampak indah .

Soal kelapa dan adenium, Sulis punya pendapat sendiri, bahwa itu mampu bisa saja diklaim. Bonsai. Hanya saja dalam kontes tidak mampu dikelompokkan pada kelas eksklusif.

”Janganlah bonsai itu didesain terlalu eksklusif, nanti orang takut. akan tetapi jua jangan terlalu rendah. Itu soal konvensi,” tegasnya

dalam pemahaman sederhana, kata Sulis, yg dianggap bonsai itu merupakan miniatur pohon di alam, kemudian ditambahi pot sehingga sebagai bonsai.

Dalam pengertian umum , pot sering hanya dipahami secara konvensional. Padahal pada alam ada beringin bisa hayati nempel di tembok. Maka dalam hal ini dinding itu ialah pot.

Bonsai menjadi karya seni memungkinkan khayalan tidak terbatas. Pengertian pot jangan distandarkan. terdapat pohon yg dapat hayati menggunakan media sangat minim dengan pot seadanya.

Bahkan tanpa media tanah, masalah menang atau tidak pada kontes, itu soal lain, yg krusial keberania eksperimen serta membuatkan imajinasi .

Baca juga:

Demikianlah artikel singkat dari saya smoga dapat bermanfaat untuk kita semuanya, trimakasih sudah mampir kemari dan mmbac, jangan lupa untuk saran serta komentarnya ya. Wassalamualaikum. (bsc)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *